Sekarang ini banyak orang yang sudah menyadari betapa pentingnya untuk mengonsumsi sayuran bagi kesehatan tubuh kita. Namun ternyata masih ada juga orang- orang yang malas untuk mengonsumsi sayuran dengan berbagai macam alasan. Apalagi untuk anak- anak, mereka akan sulit untuk di suruh makan sayuran. Sayuran itu sangat baik bagi kekebalan tubuh kita, selain itu sayuran juga menyehatkan dan baik jika di konsumsi setiap hari. Sayuran juga memiliki banyak kandungan vitamin dan nutrisi lainnya yang berguna untuk menjaga tubuh kita dari virus- virus penyakit.
Banyak di antara kita yang masih malas untuk mengonsumsi sayuran. Sekarang ini sayuran bisa di olah seenak dan semenarik mungkin, agar banyak masyarakat yang lebih suka mengonsumsi sayuran daripada makanan yang cepat saji. Namun hal penting yang harus di perhatikan ketika memasak sayuran tentu saja waktu ketika memasak sayuran itu sendiri. Sayuran akan kehilangan gizi dan nutrisi nya jika di masak terlalu lama. Misalnya sayuran seperti bayam, kangkung, tomat, mentimun, dan lain- lainnya, jika kita memasaknya terlalu lama, maka sayuran itu akan kehilangan gizi nya akibat pengolahan yang tidak baik.
Agar menjaga sayuran tetap segar dan tidak kehilangan nutrisinya, sayuran seperti kangkung jika saat di masak, hanya butuh waktu beberapa menit saja, dan dengan suhu yang pas juga. Jika memasak sayuran dengann bahan- bahan yang lain. Alangkah lebih baik jika sayuran itu di masak belakangan, karena memasak sayuran hanya butuh waktu sebentar, maka kita bisa mengolah bahan yang lain dulu, baru terakhir kita masukkan sayuran untuk di masak.
Sayuran yang baik untuk tubuh itu tentu sayuran yang tidak kehilangan gizinya. Maka pengolahan itu sendiri sangat berpengaruh bagi kita. Kita harus mengolahnya dengan baik dan dengan waktu yang tepat juga, akan percuma jika kita mengonsumsi sayuran namun ternyata sayuran itu sudah kehilangan gizinya. Dan yang pasti warna dari sayuran itu sendiri harus kita jaga agar tetap segar mekipun sudah kita masak.
Kamis, 13 November 2014
Senin, 10 November 2014
Mencegah Terjadinya Banjir
Bencana alam memang susah untuk bisa kita prediksi, bencana alam itu terbagi dua macam, pertama bencana yang memang murni datang dari alam seperti gempa bumi dan gunung meletus, kedua bencana alam yang sebagiannya disebabkan oleh ulah manusia seperti banjir dan tanah longsor. Kali ini saya akan membahas tentang cara untuk mengatasi atau mencegah terjadinya banjir.
Banjir seringkali datang di sebabkan oleh hujan yang deras, curah hujan yang deras itu membuat air di sungai dan danau menjadi meluap.apalagi saat ini banyak sungai yang di penuhi oleh sampah- sampah, selain itu selokan – selokan di sekitar pemukiman rumah masyarakat juga sudah kehilangan fungsinya. Selokan itu sudah penuh dengan sampah dan ketika curah hujan yang tinggi, selokan itu tidak bisa mengalirkan air hujan dengan lancar yang akhirnya airnya tidak tertampung dan meluap ke jalanana. Apalagi pemukiman di kota- kota besar, ketika datangnya curah hujan yang tinggi membuat rumah- rumah masyarakat menjadi terendam oleh banjir.
Banjir karena ulah manusia itu sangat merugikan banyak pihak. Seharusnya sebagai masyarkat yang sudah menyadari bahwa mencemari lingkungan dapat mendatangkan bencana alam, kita harus berhenti untuk mencemari sungai dan lingkungan kita. Masih banyak orang yang tahu bahwa membuang sampah ke sungai itu di larang, namun mereka masih saja melakukannya. Hal ini benar- benar tidak dapat kita biarkan. Untuk menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat itu memang tidak mudah, namun ajarkanllah hal penting ini kepada generasi muda selanjutnya.
Ajarkan kepada anak- anak kita untuk tidak mencemari lingkungan kita dengan sampah- sampah. Tidak sulit untuk menemukan tempat sampah, sekarang ini di tempat umum pun banyak tempat sampah di sediakan. Sadarilah bahwa bencana alam banjir itu sebagian faktornya di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Mereka tidak menyadari betapa pentingnya lingkungan yang mereka tinggali. Mereka tidak menyadari betapa pentingnya air sungai untuk kehidupan mereka, namun mereka dengan mudahnya mengotori sungai itu dengan sampah- sampah buangan mereka.
Untuk mencegah bencana alam ini, hal terbaik adalah lakukan upaya untuk tidak mencemari lingkungan, di mulai dari kesadaran diri sendiri, akan lingkungan sekitar pemukiman rumah kita.
Banjir seringkali datang di sebabkan oleh hujan yang deras, curah hujan yang deras itu membuat air di sungai dan danau menjadi meluap.apalagi saat ini banyak sungai yang di penuhi oleh sampah- sampah, selain itu selokan – selokan di sekitar pemukiman rumah masyarakat juga sudah kehilangan fungsinya. Selokan itu sudah penuh dengan sampah dan ketika curah hujan yang tinggi, selokan itu tidak bisa mengalirkan air hujan dengan lancar yang akhirnya airnya tidak tertampung dan meluap ke jalanana. Apalagi pemukiman di kota- kota besar, ketika datangnya curah hujan yang tinggi membuat rumah- rumah masyarakat menjadi terendam oleh banjir.
Banjir karena ulah manusia itu sangat merugikan banyak pihak. Seharusnya sebagai masyarkat yang sudah menyadari bahwa mencemari lingkungan dapat mendatangkan bencana alam, kita harus berhenti untuk mencemari sungai dan lingkungan kita. Masih banyak orang yang tahu bahwa membuang sampah ke sungai itu di larang, namun mereka masih saja melakukannya. Hal ini benar- benar tidak dapat kita biarkan. Untuk menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat itu memang tidak mudah, namun ajarkanllah hal penting ini kepada generasi muda selanjutnya.
Ajarkan kepada anak- anak kita untuk tidak mencemari lingkungan kita dengan sampah- sampah. Tidak sulit untuk menemukan tempat sampah, sekarang ini di tempat umum pun banyak tempat sampah di sediakan. Sadarilah bahwa bencana alam banjir itu sebagian faktornya di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Mereka tidak menyadari betapa pentingnya lingkungan yang mereka tinggali. Mereka tidak menyadari betapa pentingnya air sungai untuk kehidupan mereka, namun mereka dengan mudahnya mengotori sungai itu dengan sampah- sampah buangan mereka.
Untuk mencegah bencana alam ini, hal terbaik adalah lakukan upaya untuk tidak mencemari lingkungan, di mulai dari kesadaran diri sendiri, akan lingkungan sekitar pemukiman rumah kita.
Ruangan Kedap Suara untuk Konser Musik
Saat ini banyak di adakan konser musik untuk mereka para penggemar musik, dan juga dengan beragam genre musik yang berbeda- beda. Saat mengadakan konser musik, ada beberapa orang juga yang menggunakan ruangan kedap suara untuk konser. Saat ini banyak gedung- gedung yang di bangun dengan menggunakan ruangan yang kedap suara.
Ruangan atau gedung yang dijadikan untuk konser memang ada beberapa yang menggunakan fasilitas peredam suara. Hal ini bertujuan agar kebisingan dari luar tidak mengganggu jalannya. Biasanya konser musical juga menggunakan ruangan yang kedap suara. Musik yang dimainkan melalui biola juga bisa memerlukan ketenangan, sehingga digunakanlah ruangan yang kedap suara. Masih banyak juga ruangan lain yang menggunakan peredam suara. Selain karena memiliki tingkat kebisingan yang tinggi, ruangan kedap suara juga ditujukan agar orang – orang yang sedang bermain musik itu tidak terganggu.
Bagi anda yang menyukai konser musikal, pasti anda pernah memasuki ruangan yang di dalamnya penuh dengan suara musik yang indah, namun ketika anda menutup pintu dari luar, suara itu hilang. Yap, ruangan itu merupakan ruangan yang kedap suara. Banyak orang yang sengaja mengadakan konser dengan ruangan yang kedap suara. Selain itu peredam suara yang digunakan juga memiliki fasilitas yang baik dan juga berkualitas.
Ruangan yang digunakan untuk konser memang harus memiliki kualitas yang baik. Jangan sampai terjadinya kebocoran saat tiba konser. Selain kebisingan dari luar yang akan terdengar ke dalam tempat konser, para pemain musik pun akan terganggu konsentrasinya. Para penonton juga akan terganggu dengan suara- suara bising dari luar ruangan. Maka fasilitas peredam suara yang digunakan haruslah berkualitas dan orang yang memasangnya juga harus memiliki keahlian yang baik. Terutama ruangan yang digunakan untuk konser- konser besar. Dengan jumlah tempat duduk yang mencapai ratusan, ruangan yang kedap suara juga diperlukan pemasangan yang baik. Jika tidak, tentu hal ini akan mengganggu pemain musik serta penonton, selain itu pihak manajemen pun akan ikut dirugikan jika konser itu tidak berjalan baik.
Ruangan atau gedung yang dijadikan untuk konser memang ada beberapa yang menggunakan fasilitas peredam suara. Hal ini bertujuan agar kebisingan dari luar tidak mengganggu jalannya. Biasanya konser musical juga menggunakan ruangan yang kedap suara. Musik yang dimainkan melalui biola juga bisa memerlukan ketenangan, sehingga digunakanlah ruangan yang kedap suara. Masih banyak juga ruangan lain yang menggunakan peredam suara. Selain karena memiliki tingkat kebisingan yang tinggi, ruangan kedap suara juga ditujukan agar orang – orang yang sedang bermain musik itu tidak terganggu.
Bagi anda yang menyukai konser musikal, pasti anda pernah memasuki ruangan yang di dalamnya penuh dengan suara musik yang indah, namun ketika anda menutup pintu dari luar, suara itu hilang. Yap, ruangan itu merupakan ruangan yang kedap suara. Banyak orang yang sengaja mengadakan konser dengan ruangan yang kedap suara. Selain itu peredam suara yang digunakan juga memiliki fasilitas yang baik dan juga berkualitas.
Ruangan yang digunakan untuk konser memang harus memiliki kualitas yang baik. Jangan sampai terjadinya kebocoran saat tiba konser. Selain kebisingan dari luar yang akan terdengar ke dalam tempat konser, para pemain musik pun akan terganggu konsentrasinya. Para penonton juga akan terganggu dengan suara- suara bising dari luar ruangan. Maka fasilitas peredam suara yang digunakan haruslah berkualitas dan orang yang memasangnya juga harus memiliki keahlian yang baik. Terutama ruangan yang digunakan untuk konser- konser besar. Dengan jumlah tempat duduk yang mencapai ratusan, ruangan yang kedap suara juga diperlukan pemasangan yang baik. Jika tidak, tentu hal ini akan mengganggu pemain musik serta penonton, selain itu pihak manajemen pun akan ikut dirugikan jika konser itu tidak berjalan baik.
Manfaat Peredam Suara
Peredam suara berfungsi untuk menjadikan ruangan menjadi kedap suara. Di tempat- tempat atau tertentu di butuhkan peredam suara , seperti misalnya tempat karaoke atau studio musik. Hal ini tentu sangat berguna untuk meredam kebisingan dari luar ruangan. Untuk anda yang memiliki kamar atau ruangan yang ingin dijadikan studio musik, maka alangkah baiknya jika anda memasang peredam suara di sana. Peredam suara ini berfungsi untuk menjadikan ruangan itu kedap suara , sehingga suara kebisingan yang ditimbulkan karena alat musik tidak akan terdengar sampai keluar. Selain itu anda akan dengan mudah membuat atau mengarang lagu dan lebih berkonsentrasi lagi ketika latihan bermusik.
Sekarang ini di sekolah- sekolah juga di adakan ekskul musik, ruangan praktek yang digunakan juga pasti memiliki peredam suara. Ruangan praktek yang kedap suara sangat di butuhkan agar ketika siswa dan siswi menjalankan aktivitasnya, mereka tidak akan mengganggu kegiatan ekskul lain- lainnya. Selain itu ruangan yang kedap suara juga menjadikan mereka bebas untuk mengekspresikan suaranya sekeras mungkin tanpa takut untuk mengganggu orang- orang di sekitarnya.
Peredam suara memang memiliki manfaat yang baik untuk mereka yang mengelola tempat karaoke. Dengan memasang peredam suara dengan kualitas yang baik, maka mereka akan mendapatkan tempat yang baik pula untuk para pelanggan. Tempat karaoke adalah salah satu tempat umum yang menggunakan fasilitas peredam suara. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat tiap ruangan berdekatan dan juga setiap ruangan memiliki privasinya sendiri. Pelanggan yang ingin bernyanyi bersama sanak saudara tidak mungkin akan terganggu oleh suara kebisingan dari ruangan di sebelahnya. Karena itu ruangan yang kedap suara sangat di perlukan dalam pengelolaan tempat karaoke.
Ruangan yang kedap suara sangat bermanfaat untuk studio musik, bagi mereka yang membentuk sebuah band, dan ingin untuk menjadikan latihan mereka menjadi sukses, maka ruangan kedap suara sangatlah dibutuhkan, bila mereka latihan di ruangan biasa, maka kemungkinan, suara bising dari luar pun akan terdengar, dan merekka juga akan mengganggu orang di sekitarnya, maka di sinilah dibutuhkannya fungsi dari peredam suara.
Sekarang ini di sekolah- sekolah juga di adakan ekskul musik, ruangan praktek yang digunakan juga pasti memiliki peredam suara. Ruangan praktek yang kedap suara sangat di butuhkan agar ketika siswa dan siswi menjalankan aktivitasnya, mereka tidak akan mengganggu kegiatan ekskul lain- lainnya. Selain itu ruangan yang kedap suara juga menjadikan mereka bebas untuk mengekspresikan suaranya sekeras mungkin tanpa takut untuk mengganggu orang- orang di sekitarnya.
Peredam suara memang memiliki manfaat yang baik untuk mereka yang mengelola tempat karaoke. Dengan memasang peredam suara dengan kualitas yang baik, maka mereka akan mendapatkan tempat yang baik pula untuk para pelanggan. Tempat karaoke adalah salah satu tempat umum yang menggunakan fasilitas peredam suara. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat tiap ruangan berdekatan dan juga setiap ruangan memiliki privasinya sendiri. Pelanggan yang ingin bernyanyi bersama sanak saudara tidak mungkin akan terganggu oleh suara kebisingan dari ruangan di sebelahnya. Karena itu ruangan yang kedap suara sangat di perlukan dalam pengelolaan tempat karaoke.
Ruangan yang kedap suara sangat bermanfaat untuk studio musik, bagi mereka yang membentuk sebuah band, dan ingin untuk menjadikan latihan mereka menjadi sukses, maka ruangan kedap suara sangatlah dibutuhkan, bila mereka latihan di ruangan biasa, maka kemungkinan, suara bising dari luar pun akan terdengar, dan merekka juga akan mengganggu orang di sekitarnya, maka di sinilah dibutuhkannya fungsi dari peredam suara.
Selasa, 21 Oktober 2014
Tahap-Tahap Pembentukan kepribadian
Seseorang
belajar menjadi anggota keluarga atau masyarakat melalui peroses sosialisasi.
Dalam sosialisasi orang menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur dari
faktor lingkungan sosial. Sosialisasi bermula dari lingkungan keluarga kemudian
meluas, lambat-laun membuat seseorang merasa menjadi bagian masyarakat.
Perasaan ‘menjadi bagian’ terjadi setelah dia berhasil menerima dan
menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan unsur-unsur kebudayaan disekitarnya.
Apabila masyarakat berubah, dia pun akan menyerap dan menyesuaikan diri dengan
nilai-nilai dan unsur-unsur kebudayaan di sekitarnya. Apabila masyarakat
berubah, dia pun akan menyerap dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru
yang muncul bersama perubahan itu.
Sosialisasi
berlangsung seumur hidup manusia, secara bertahap, bukan seketika. Sedikit demi
sedikit pengalaman seseorang bertambah, nilai-nilai dan norma-norma sosial
mengalami proses internalisasi. Sejak dari kelahiranya hingga dewasa, seseorang
mengalami proses sosialisasi melalui tahapan-tahapan berikut ini.
a.
Tahap persiapan (Preparatory
Stage)
Pada saat seseorang dilahirkan,
dia sudah siap mengenal dunia sosialnya, termasuk siap memahami dirinya
sendiri. Pengenalan diri dan lingkungan terjadi berkat kemampuan berfikir.
Kemungkinan berfikir memungkinkan seorang bayi meniru beberapa hal yang dia
lihat atau yang dia dengar, walaupun masih belum sempurna. Kemudian semakin
berkembang, sehingga pada tahap berikutnya seorang anak mampu meniru hampir
semua prilaku orang dewasa yang ada di dekatnya. Ciri penting tahap persiapan
adalah interaksi seseorang terbatas dengan anggota keluarga dekat. Karna
keterbatasan ini, seorang anak belum memiliki kesadaran diri.
b.
Tahap Meniru (Play Stage)
Pada tahap ini seorang anak dapat
meniru berbagai tingkah secara sempurna. Anak perempuan berusia 3 – 5 tahun
mampu meniru tingkah laku wanita dewasa dalam bentuk permainan pasar-pasaran,
sedangkan anak laki-laki dalam usia sama biasanya suka bermain perang-perangan.
Dalam
permainan yang dilakukan, kesadaran diri anak mulai terbentuk. Mereka memahami
siapa dirinya, siapa orang tuanya, dan siapa saja saudara-saudaranya. Dia mulai
menyadari, bahwa dirinya mungkin anak kedua dalam keluarganya. Sebagai anak
kedua, dia menyadari bagaimana seharusnya bersikap kepada kaka atau adiknya. Sebagai
anak, dia mengharapkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia pun menyadari
sikap-sikap yang seharusnya ditunjukan kepada kedua orang tuanya. Dia pun
menyadari sikap-sikap yang seharusnya ditunjukan kepada kedua orang tuanya.
Pada tahap ini anak mampu menempatkan diri pada posisi orang lain.
c.
Tahap Siap Bertindak (Game
Stage)
Memasuki tahap ini, seorang anak mulai mengurangi proses peniruan. Mereka
secara langsung mulai berani memainkan peranan dirinya dengan penuh kesadaran.
Kemampuanya dalam menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat.
Peningkatan itu ditunjuk-kan dengan adanya kemampuan untuk bermain dalam
kelompok atau tim. Permainan yang menunjukan kerjasama dalam tim antara lain
permainan sepak bola, bola voli, dan lain-lain. Keterlibatan seseorang berperan
dalam tim meningkatkan kemampuan bekerja sama dan tumbuh rasa kebersamaan dalam
kelompok. Rasa kebersamaan akan tumbuh menjadi semangat membela keutuhan
keluarga atau kelompoknya.
Dalam hidup
berkelompok, seseorang memiliki banyak pasangan interaksi.
Semakin banyak teman berinteraksi, hubungannya dengan orang lain semakin
kompleks. Pada tahap ini, seseorang mengalami kemantapan diri melebihi dua
tahap sebelumnya. Norma-norma di luar keluarga atau kelompoknya secara bertahap dapat dipahami. Misalnya,
timbulnya kesadaran bahwa di rumah orang lain terdapat tata krama yang harus
dihormati. Dengan adanya kesadaran seperti itu, anak telah siap berpartisipasi
aktif dalam hidup bermasyarakat.
d.
Tahap penerimaan Norma
kolektif (generalized other)
Pada tahap ini anak telah
memasuki jenjang orang dewasa. Selain dapat menempatkan diri sebagai orang
lain, juga harus dapat menempatkan diri sebagai anggota masyarakat luas. Untuk
ini diperlukan sikap tenggang rasa dengan sesama warga masyarakat. Di samping
itu, tumbuh sikap saling menghargai, kesedian bekerja sama, dan menyadari
sebagai bagian dari warga masyarakat. Seseorang mulai memperhatikan hak-hak
orang lain atas dirinya, di samping hak-haknya sendiri yang dia harapkan
dipenuhi oleh orang lain. Untuk itu diperlukan kesadaran akan adanya berbagai
norma untuk menjamin pergaulan hidup bersama secara harmonis di masyarakat.
Pada tahap ini pula seorang manusia telah menjadi warga masyarakat secara
penuh.
Ragam Karakter Karya Seni
Pada awal kehadiran
kesenian dalam kehidupan manusia memiliki arti tersendiri bagi kehidupan
manusia. Terutama pada masa “domesticated perio” peradaban manusia
yang memberikan waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain selain dari
bekerja mendukung nafkah hidupnya. Meskipun secara kasuistik manusia sudah
melakukan kreasi “seni” sebelum masa tersebut, yaitu di masa manusia masih‘nomadic’ dan
masih bersifat komunitas “food gatherer” dengan lukisan-lukisan ‘cave
paintings’nya. Meskipun berbagai asumsi raison d’etre keberadaannya
banyak yang masih simpang siur mempertanyakannya. Namun yang pasti karena
mereka belum mengenal istilah “art” maka karya-karya mereka baru
dapat diapresiasi sebagai karya seni setelah beribu tahun kemudian. Dari
kenyataan tersebut dapat kita amati bahwa sejak dahulu kala ternyata bakat dan
kemampuan menciptakan karya seni sudah terlihat pada manusia purba yang belum
menyadari bahwa apa yang mereka ciptakan adalah sebuah ‘karya seni’.
Kenyataan bahwa sebuah
karya seni itu konon bisa dipersepsi keindahan dan maknanya karena entitas
keberadaannya yang tergantung dari sisi mana mempersepsinya, ”Beauty is in
the eyes of the beholder...”. Hal ini dapat diartikan bahwa keindahan
sebuah karya seni dapat dibedakan karena cara pandang yang berbeda. Kasus
keberadaan “cave paintings” tersebut ternyata dimaknai dengan berbagai
asumsi yang didasarkan pada berbagai kepentingan yang memaknainya. Antara lain,
seorang pakar sejarah seni
melihatnya sebagai ‘karya seni’ yang
merupakan hasil representasi dari apa yang dilihat di alam kehidupan manusia
Purba tersebut pada waktu dan tempat tertentu dengan segala aspek estetisnya.
Kehadirannya bisa dijadikan sebagai satu titik tolak pengkajian historis
perkembangan diakronik awal seni visual manusia; Sedangkan bagi seorang perupa,
karya seni tersebut akan dilihat dari sisi kaidah kesenirupaannya dengan segala
aspek bentuk estetisnya. Telaah teknis dan upaya apresiatifnya terhadap daya
tampil lukisan dinding goa tersebut akan memperkaya vokabulari estetika
kesenirupaan yang diperlukan bagi pengembangan dan pemantapan karirnya sebagai
seorang senirupawan. Tidak tertutup kemungkinan bahwa tampilan
karya seni tersebut dapat memberikan
masukan yang dapat menstimulir
ide penciptaan karya seninya sendiri;
Bagi pakar komunikasi, lukisan dinding goa tersebut merupakan medium komunikasi
visual antar manusia dan kelompoknya yang saling bertukar pesan. Setiap elemen
visual yang tergambarkan dianggap memiliki makna pesan yang tentunya dikomunikasikan
dengan sesamanya dalam waktu yang sama atau dengan generasi berikutnya.
Termasuk di dalamnya segenap ekspresi dan emosinya dalam proses penciptaannya.
Hal ini didukung oleh pernyataan Leo Tolstoy (“Art is the Communication of
Emotion”) yang menyatakan bahwa karya seni itu merupakan media komunikasi
emosi dari si seniman kepada penikmatnya;
Sedangkan bagi pakar psikologi, lukisan
dinding goa tersebut memiliki makna sebagai upaya kejiwaan untuk memberikan
semangat dan sugesti bagi para pemburu dalam suatu upacara ritual sebelum
perburuan binatang tersebut dilakukan di zaman Purba. Dengan mengacung-acungkan
panah atau tombak kepada gambar-gambar binatang yang terlukis di dinding goa
sambil menari-nari mengelilingi api unggun, mereka berharap pada perburuannya
nanti akan membuahkan hasil yang diharapkan. Dari sisi lain, seperti yang
tersirat dalam teori kejiwaan manusia yang disebut dengan terma “horor vacu” yang
mengisyaratkan bahwa manusia itu pada dasarnya takut pada kesunyian atau
kekosongan sehingga mereka kalau sedang sepi dan sunyi akan membuat
suara-suara atau gerak-gerak dan atau
menggambar di dinding-dinding goa yang kosong tersebut seperti apa yang
dilakukan oleh para “grafitti artists” masa kini dalam
mengekspresikan emosinya. Hal ini seiring dengan pernyataan Eugene Veron yang
menyatakan bahwa karya seni disebutnya sebagai “Art as the Expression of
Emotion”; Bagi pakar edukasi, lukisan dinding goa tersebut konon dimaknai
sebagai salah satu upaya edukasi bagi kelompok anak-anak yang harus tinggal di
dalam goa karena ditinggal oleh orang tua mereka yang sedang melakukan
perburuan. Lukisan tersebut diciptakan sebagai alat peraga visual yang
menginformasikan berbagai jenis dan bentuk binatang yang harus diburu pada
waktu mereka kelak sudah siap untuk ikut dalam perburuan dengan anggota
masyarakatnya yang sudah dewasa.
Dari beberapa asumsi
para pakar yang berbeda kompetensinya tadi ternyatakan bahwa sebuah tampilan
lukisan goa dapat dipersepsi dan dimaknai secara berbeda. Terutama untuk
menjawab pertanyaan mengapa karya seni itu meng’ada’ dalam kehidupan manusia
sejak dahulu kala. Namun secara pasti dapat dikatakan bahwa dari semua asumsi
tersebut terlihat karakter dari kehadiran karya seni tersebut yang intinya
memiliki karakter umum sebagai medium upaya pemenuhan kebutuhan manusia.
Nilai karakter sebuah
karya seni juga dapat dilihat dari faktor tampil eksistensi fisiknya baik itu
yang bersifat karya seni yang diciptakan untuk ‘meruang’ (spatial arts)
maupun yang ‘mewaktu’ (timely arts). Ataupun karya seni yang merupakan
kombinasi keduanya yang dalam kehadirannya memerlukan ruang dan waktu. Dalam
hal ini karakter karya seninya terindikasikan dari sisi bentuk (physical
forms) yang terukur karena standar
ukuran yang digunakan (sizes, volumes)
maupun kondisi dan durasi waktu tampil yang diperlukan. Dengan demikian dapat
juga diamati karakter karya seni yang berbeda tidak saja karena ruang yang
diperlukan untuk mengada itu berbeda, tetapi juga karena waktu yang
diperlukannya juga berbeda durasinya. Di samping itu, boleh juga dikatakan
bahwa karakter karya seni bisa dibedakan antara kehadiran fisiknya yang sudah
jadi (finished object) dengan yang (on-going process object)
karena perbedaan jenis atau genrenya.
Masing-masing disiplin
karya seni dengan ‘intrinsic properties’ yang berbeda juga bisa
memberikan persepsi kesan karakter yang berbeda pula. Baik itu yang menyangkut
kualitas dan kuantitas elemen-elemen intrinsik yang diaplikasikan maupun yang
bersifat “extrinsic properties” (unsur-unsur pendukung
penampilan). Hal ini terkait dengan masalah penekanan dan dominansi penampilan
karya seni itu sendiri yang dianggap dapat memberikan kesan karakter yang unik
bagi kehadiran karya seni secara keseluruhan. Aplikasi praksis dari
pendayagunaan intrinsic danextrinsic
properties/qualities pada setiap karya seni
dapat dipersepsi sebagai upaya pembeda yang bisa digolongkan dalam tampilan
gaya, langgam, atau corak (style or mode of expression) tersendiri.
Khusus pada kehadiran karya-karya seni murni (expressive or absolute)
memperlihatkan upaya pendayagunaan elemen intrinsik yang dominan karena
didorong oleh keinginan memberikan ciri, corak, dan gaya yang berbeda sebagai
sebuah gaya ‘tampil beda’ yang tersendiri baik itu yang bernuansa gaya pribadi,
zaman, geografis, dan
mode masa kini atau semangat kekinian
zaman (personal, periodical, geographical, & trend or l’esprit de l’age).
Ini semua merupakan beberapa indikator karakter karya seni yang umum karena
keberadaan atau kehadiran yang nyata dari setiap karya seni di sekitar kita.
Adapun karakter khusus
dari karya seni ternampakkan pada tujuan, fungsi, ide dan konsep, serta nilai
filosofis keberadaan karya seni tersebut beserta segala aspeknya. Hal ini bisa
kita dapatkan dari hasil analisis pengamatan yang mendalam tentang semua
karakter umum karya-karya seni yang ada sehingga bisa didapatkansignificant
idea yang tersirat di dalamnya.
Tujuan dan fungsi
kehadiran karya seni tentunya dalam tahapan penciptaan karya (creative
process) menjadi tumpuan utama yang memberikan arah sasaran kemana sebuah
karya seni nantinya akan dibawa. Didukung oleh ‘niat’ (rasa & karsa) maka
tujuan dan fungsi karya seni menjadi ‘pengawal’ proses kreatif penciptaan karya
seni sampai jadi dan berfungsi optimal sesuai dengan tujuan utama penciptaannya.
Sedangkan
ide dan konsep merupakan pemicu dan
pemikiran kerja bagaimana ‘tujuan’ harus diciptakan. Sebagai unsur pemicu, ide
seorang seniman merupakan hasil dari banyak hal. Diantaranya dapat berupa
observasi secara mendalam tentang karya dan fungsinya sehingga diperlukan suatu
upaya eksploratif berbekal pengetahuan, ketrampilan, dan rasa estetis yang akan
diujicobakan dalam kegiatan ‘trial & error’ untuk mendapatkan hasil
bentuk yang diharapkan. Namun demikian perlu dicermati bahwa penciptaan karya
seni
yang ekspresif berbeda nuansa ide
konsepnya dengan karya seni yang bersifat seni terapan (applied arts).
Kalau pelaksanaan ide konsep pada seni ekspresif lebih dominan aspek rasa
estetis dan emosi personal dari sang seniman, maka pada seni terapan lebih
mengedepankan aspek rasa estetis mendukung fungsi dan tujuan utama penciptaan
karya seninya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Louis Sullivan dengancredo “bentuk
mengikuti fungsinya”, (‘form follows function’).
Sedangkan nilai
filosofis suatu karya seni bisa diamati manakala sebuah karya seni itu hadir
sesuai tujuan dan fungsinya dan memiliki penampilan yang memenuhi kriteria
estetis kreatif sebagai pengejawantahan bentuk jadi dari ide dan konsep
kreatifnya. Kadang nilai filosofis setiap karya seni tidak secara serta merta
dapat dipersepsi dengan panca indera kita saja. Tetapi harus melalui proses
analisis dan perenungan yang mendalam serta didukung oleh rasa keingintahuan
yang besar untuk menyibak makna dan ‘content’ yang tersirat dari sebuah
karya seni.
Proses Sosialisasi
Sosialisasi
adalah proses belajar yang kompleks. Dengan sosialisasi, manusia sebagai
makhluk biologis menjadi manusia yang berbudaya, yang cakap menjalankan
fungsinya dengan tepat sebagai individu dan sebagai anggota kelompok.
Seorang
bayi yang lahir merupakan organisme yang sangat lemah. Pemenuhan segala
kebutuhan, fisiknya bergantung kepada orang dewasa. Namun, sejak saat itu dia
mulai berinteraksi dengan lingkungan dan menyerap banyak hal hingga tumbuh
dewasa, dan dan baru berakhir setelah dia meninggal. Hal-hal yang diserap
melliputi sikap dan nilai, rasa suka dan tidak suka, rasa senang dan sedih,
keinginan dan tujuan hidup, cara bereaksi terhadap lingkungan, dan pemahaman
mengenai segala sesuatu. Semua itu diperolehnya melalui proses yang disebut
sosialisasi. Dalam proses ini, seseorang juga mengalami internalisa
(mendarah-dagingkan) nilai dan norma sosial tempat dia hidup, sehingga
terbentuklah kepribadianya.
Setiap
orang perlu mempelajari nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di
dalam masyarakatnya. Semua itu diperlukan untuk mendewasakan diri setiap
individu dan membentuk kpribadianya. Dengan berbekal kedewasaan pribadi itulah
nantinya seseorang akan dapat memegang peranan di masyarakat. Oleh karenan itu
sosialisasi merupakan proses penanaman kecakapan dan sikap yang diperlukan
untuk dapat memainkan peran sosial di masyarakat.
Di
dalam diri setiap manusia, terdapat implus-implus (dorongan hati) untuk
melakukan segala sesuatu. Di sisi lain, lingkungan tempat ia berada dan
berintraksi memiliki nilai dan norma, maka berkembang lebih lanjut menjadi
bagian dari kepribadianya.
Di
samping itu, proses sosialisasi juga mengadopsi berbagai hal dari orang lain.
Hal-hal yang diperoleh dari orang lain meliputi kebiasaan, sikap, dan ide-ide.
Selanjutnya, ketiga hal tersebut disusun kembali menjadi sistem yang mengatur
tingkahnya sendiri. Pengertian adopsi tidak sekedar mencontoh perilaku orang
lain. Akan tetapi, apa yang diamati dari orang lain berusaha ditiru sekaligus
disesuaikan dengan keadaan dirinya.
Pembentukan kepribadian manusia melalui proses sosialisasi
meliputi:
a.
Internalisasi nilai-nilai,
yaitu proses penanaman nilai dan norma sosial ke dalam diri seseorang yang
berlangsung sejak lahir hingga meninggal.
b.
Enkulturasi, yaitu proses
pengembangan dari nilai-nilai budaya yang sudah tertanam dalam diri seseorang
dan diimplementasikan dalam prilaku sehari-hari.
c.
Pendewasaan diri, yaitu
proses berlangsungnya internalisasi dan enkulturasi secara terus menerus hingga
membentuk suatu kepribadian. Apabila kepribadian telah terwujud secara utuh,
saat itulah seseorang bisa dikatakan dewasa dan telah siap memegang peran dalam
masyarakat sebagai pribadi yang utuh.
GEOGRAFI TEKNIK
Geografi teknik
mempelajari cara-cara memvisualisasikan dan menganalisis data dan informasi
geografis dalam bentuk peta, diagram, foto udara dan data dan informasi
geogrsfis dalam bentuk peta, diagram, foto udara dan citra hasil pengindraan
jauh. Cabang ilmu geografi teknik yaitu sebagai berikut.
11)
Kartografi adalah ilmu dan
seni membuat peta yang menyajikan hasil-hasil ukuran dan pengumpulan data
berbagai unsur permukaan bumi yang telah dilakukan oleh surveyor, geograf,
kartograf, dan lain-lain.
22)
Pengindraan jauh adalah
ilmu dan seni yang memperoleh informasi mengenai objek, daerah, atau gejala
dengan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak
langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji.
33)
Sistem informasi geografis
(SIG) adalah sistem informasi berbasis komputer yang dapat menyimpan,
mengelola, memproses, menganalisis data geografis dan nongeografis serta
menyediakan informasi dan grafis secara terpadu.
Menelaah setiap gejala di permukaan bumi, geografi
tidak memilahkan aspek fisik dan manusia, tetapi selalu memadukan keduanya,
aspek fisik dan manusia ditelaah secara terintegrasi. Perpaduan antara geografi
fisik dan geografi manusia secara faktual di lapangan menghasilkan geografi
regional. Regional adalah geosfer ditelaah dengan menggunakan pendekatan
geografi, sehingga regional adalah objek formal dari ilmu geografi.
Kalau
geologi mempelajari batuan, geomorfologi mempelajari bentuk lahan, ilmu tanah
mempelajari keadaan fisik tanah, klimatologi mempelajari iklim, meteorologi
mempelajari cuaca. Semua itu menganalisis kebumian secara murni tanpa di
integrasikan dengan kehidupan manusia. Demikian pula Ilmu politik, sosiologi,
ekonomi, dan demografi mempelajari manusia secara murni, geografi mempelajari
kehidupan manusia dan kebumian secara terpadu.
Contoh
dalam mempelajari penduduk. Demografi membahas tentang jumlah,pertumbuhan,
kepadatan dan penyebaran penduduk. Geografi mempelajari jumlah, pertumbuhan dan
penyebaran penduduk dalam kaintanya dengan aspek fisikal, seperti mengapa di
daerah dataran penduduknya lebih banyak bila dibandingkan dengan daerah
pegunungan mengelompok, mengapa pertumbuhan penduduk di suatu wilayah tinggi
atau rendah, faktor fisik dan sosial budaya
apa yang berpengaruh dan sebagainya.
Contoh
lain dalam mempelajari pertanian, ahli agronomi mempelajari cara bercocok
tanam, ahli ekonomi mempelajari biaya produksi, pengelolaan dan pemasaran, ahli
geografi mempelajari lokasi berbagai jenis usaha tani di permukaan bumi,
bagaimana kaitanya dengan aspek fisik seperti iklim, kemiringan lereng,
ketinggian, tata air, aspek sosial seperti cara bertani, penerapan teknologi,
modal, pemilikan lahan, kebijakan pemerintah, dan adat istiadat dalam bercocok
tanam.
Langganan:
Postingan (Atom)